"Let me carry her!"
Samar-samar kudengar suara asing ditengah ketidaksadaranku, kemudian semuanya gelap.
Terdengar suara berat
menggumamkan lagu dekat sekali dengan telingaku. Perlahan kubuka mataku
dan yang dapat kurasakan hanya pusing yang amat sangat pada kepalaku.
Aku mengerjap dan menatap sekeliling, kemudian menemukan seorang pria
duduk sangat dekat dengan ranjang tempatku berbaring saat ini. Pria
tersebut sedang menutup matanya dan bersandar nyaman pada kursi yang
didudukinya sembari bersenandung lirih. Siapa gerangan pria tersebut?
Aku belum pernah melihatnya sebelumnya.
"Ugh" kupegang kepalaku
yang pening tak tertahankan. Seketika laki-laki tersebut membuka matanya
dan menatapku dengan pandangan matanya menyiratkan rasa khawatir?
Khawatir padaku?
"Are you okay? Do you need anything?"
"Could you give me some
aspirin, please?" pintaku. Rasa penasaranku akan dirinya harus ditunda
karena pening yang tak tertahankan dikepalaku.
Kulihat dia melangkah
mengambil sebutir tablet dan segelas air. Dia kemudian membantuku untuk
duduk dan memberiku obat serta membantuku minum air. Tak lama aku
kurasakan mataku semakin berat dan aku kembali terlelap.
--------------
Stranger POV
"I found you, love"
--------------
Emily
terbangun dan menyadari dirinya berada didalam unit kesehatan kantornya.
Dia memandang sekeliling ruang kesehatan yang kosong. Dia memandang
jendela dan menyadari hari mulai gelap.
"Lagi-lagi pingsan. Ini pasti gara-gara aku telat makan dan lupa minum tablet tambah darahku." pikirku.
"Tapi kenapa hanya aku
sendiri disini. Tega sekali Ariana dan Raynold meninggalkanku sendiri
disini. Salahku sendiri yang gampang sekali pingsan. Dasar Emily lemah!"
batinnya lagi.
Kemudian terdengar pintu
terbuka dan menampakkan seorang pria menenteng sebuah tas karton kecil
berjalan kearahku dengan senyumnya yang menawan kemudian duduk dikursi
sebelahku.
"Oh, you are awake. Here, I bring you some food. You haven't eat like all day long since you are black out this morning."
Dia membuka kertas karton yang berisi makanan tersebut dan kini menyodorkan sendok berisi makanan hendak menyuapiku.
"It's okay. I think I
can eat by myself. Thanks for caring. But may I know, who are you? Why
are you here, I mean helping me? And where's my friend?" berondongku.
"Save your question
later. Please just eat first," perintahnya. Akupun menurut dan membuka
mulutku menerima suapannya. Hingga suapan terakhir aku terus menatapnya,
karena rasa penasaranku yang besar akan dirinya.
"Oke, now please answer me. Who are you? Can you speak Indonesian?"
"Oh sorry. Saya tidak
sadar menggunakan Bahasa Inggris sedari tadi denganmu. Perkenalkan,
saya pria yang jatuh cinta pada pandangan pertama denganmu love,"
katanya.
Aku hanya bisa melongo
sambil mengerutkan dahi mendengar jawaban asalnya. Kemudian kulihat dia
terkikik geli memandang wajah syokku?
"Jangan kaget begitu. Maaf karena sudah tertawa tapi saya tidak bermaksud menghina. Dan saya serius dengan ucapan saya barusan."
"Umm, informasi dari
teman-teman kamu mereka bilang kamu single. Berhubung kita sama-sama
single dan dewasa, mau kan kamu menikah dengan saya. Maaf mendadak, tapi
saya ingin menawarkan hubungan yang halal padamu daripada menawarkan
pacaran. Saya menjanjikan keluarga yang bahagia dalam Islam untuk kamu.
Saya yakin kamu calon istri yang tepat dan calon ibu yang baik untuk
anak-anak kita kelak."
Aku menutup mulut dan
sekian kali syok mendengar lamaran mendadak dari pria asing didepanku
ini. "Dia luar biasa gila. Kami bahkan baru bertemu dan belum kenal satu
sama lain. Apa dia bilang tadi? Memintaku menikah dengannya? Dan yang
membuatku merinding adalah penekanan kata 'kita' untuk keturunannya dan
aku 'nanti'. Pria inu benar benar," runtukku dalam hati.
"Selain gila apa dia
buta. Aku bukan wanita cantik dan menarik yang dalam sekali bertemu akan
membuat orang tertarik melihatku. Aku hanya karyawan rendah
diperusahaan ini. Kalau dibandingkan dengannya aku merasa ciut. Hanya
sekali pandang aku tahu dia memiliki jabatan cukup tinggi, dilihat dari
jas mahal yang dia kenakan saat ini. Mungkin manager atau bahkan
direktur. Dan wajahnya, luar biasa tampan dengan badan tinggi tegap,
kulit , bersih, rambut hitam rapi dan mata tajamnya yang menawan."
Kupukul kepalaku. "Mungkin aku sedang bermimpi saat ini," batinku lagi.
It is not for reading. It is for (my) fun
Note: This small writing is also published in wattpad undername tenten10